Entri Populer

Kamis, 03 Januari 2013

CIPUL RINDU PADA AYAHNYA

Cipul sering termenung. Ayahnya telah lama pergi. Menurut ibu, ayahnya bekerja di kota. Kota di seberang. Dia tidak tahu kota itu dimana. Dia masih ingat betul. Sebelum pergi, ayah menciumnya sambil menangis. Cipul diberinya uang dua puluh ribu rupiah. Uang itu disimpannya baik-baik. Cipul tidak mau berjajan dengan uang itu. Dia tidak ingin uang itu habis. Dia tahut lupa pada ayahnya. Bahkan ia ingin menabung. Buat ongkos mencari ayahnya kelak. "Ayah, dimana Ayah berada? Cipul rindu Ayah...." keluhnya sedih. Cipul sering bertanya pada ibunya. "Ibu, bagaimana agar Cipul bisa bertemu Ayah?"
"Berdoalah kepada Allah!" jawab ibunya selalu. Cipul sering berdoa, semoga ayahnya cepat kembali. Suatu hari di Sekolah ada orang jualan balon. Semua teman sekelasnya membeli balon. Kecuali Cipul. Balon-balon itu selalu bergerak ke atas. satu balon terlepas, dan terbang. Cipul tersentak, dan........ "kalau balonnya banyak, pasti dapat menerbangkan aku," khayal Cipul. "Kalau aku terbang. Pasti asyik! Bisa melihat orang-orang dari udara."
"Dan..... bisa mencari ayahku!" 
Akhirnya Cipul membeli dua puluh ribu balon dengan uang pemberian ayahnya. Dia minta kepada penjual balon agar mengikatkan balon-balon itu di tangannya. Masing-masing sepuluh balon. Ketika penjual balon melepaskan pegangannya, Cipul tersentak..... Cipul dibawa terbang.! balon-balon itu ditiup angin. Cipul dibawa terbang tinggi sekali. Sekolahnya sudah ditinggalkan. Teman-teman Cipul berteriak-teriak. dia terbang diatas sawah dan sungai. bahkan gunung juga sudah dilewati. Angin semakin kencang. Membawa balon-balon dan Cipul. Cipul terbang melewati laut. Pemandangannya sangat indah. Dia melihat banyak kapal di pelabuhan. Dia baru sekali ini melihat kapal laut. Cipul terbang diatas kota...... 
Dia melihat seluruh pemandangan kota. "Ayahku pasti bekerja disini," pikir Cipul. "Ayah...... dimana engkau? Cipul rindu pada ayah....! teriaknya keras-keras. Orang-orang dikota ramai melihat Cipul. Para wartawan memotretnya dari bawah. "Tuhan, antarkan aku pada ayahku!" doa Cipul dalam hati. Sinar matahari semakin panas. Satu persatu balon Cipul meletus. Ada juga yang mulai mengempes. Akhirnya balon-balon itu tidak mampu lagi menopang dirinya. terbangnya mulai menurun. Cipul kecewa, dan takut....
Sekarang Cipul terbang semakin rendah. Dan terus rendah. Cipul takut sekali. Akhirnya, cipul jatuh dihalaman rumah sakit. Dia tidak ingat apa-apa lagi. badannya terhempas di ujung pohon. Cipul harus dirawat, karea pingsan. Orang-orang datang ke rumah sakit. Mereka ramai membicarakan Cipul. Radio-radio ramai memberitakannya. Dikoran dan televisi memuat gambarnya. Ayah dan ibunya juga menyaksikan siaran itu. Akhirnya mereka bertemu di rumah sakit. Cipul melampiaskan rindunya pada ayahnya. "Terimakasih ya Allah, syuhurnya dalam hati.

Tamat.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label