Entri Populer

Rabu, 09 Januari 2013

Metode Solfegio Pembelajaran Ketrampilan Bermain Musik : Artikel dan Makalah

Artikel dan Makalah tentang Metode Solfegio Pembelajaran Ketrampilan Bermain Musik  - Tidak dapat disangkal bahwa seni termasuk seni musik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu implementasi dari ketakterpisahan ini adalah berupa peran seni dalam mempengaruhi perkembangan jiwa manusia. Pemanfaatan ini tentunya dalam arti positif, yaitu pengkajian seni untuk mengembangkan aspek estetis yang dimiliki manusia. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut antara lain melalui pendidikan seni yang diselenggarakan di sekolah.


Mochamad Usman Wafa, Ferry Bayu Arianto, Bagasworo D.S.
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Semarang

ABSTRAK

Pada umumnya proses pembelajaran musik di Sekolah Dasar belum disertai penerapan metode yang tepat. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini secara khusus akan mengujicobakan metode solfegio pada pembelajaran praktek instrumen musik. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Sekaran Gunungpati Semarang. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang didukung dengan strategi pencarian data yang meliputi: (1) observasi partisipatif, (2) dokumentasi, dan (3) angket. Analisis yang diperlukan adalah teknik deskriptif dengan prosentase. Berdasarkan data penelitian diperoleh informasi bahwa metode solfegio dapat meningkatkan efektivitas, keaktifan, efisiensi dan keterlibatan siswa sehingga dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran ketrampilan bermain musik (ansembel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diterapkan metode solfegio hanya 10% siswa yang mampu belajar musik Setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode solfegio sight reading terdapat peningkatan kualitas dalam penguasaan musik. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari rincian data berikut: 31% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sangat baik, 43% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat baik, 26% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sedang. Ketika diujicobakan metode solfegio ear training. Dari hasil observasi penampilan bermain musik, hasilnya adalah 20% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sangat baik, 46% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat baik, 34% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sedang. Berkaitan dengan hal tersebut, maka disarankan agar guru musik mnenerapkan metode solfegio dalam setiap kegiatan belajar mengajar ketrampilan bermain musik disetiap kelas, sesuai keragaman materi seni yang diajarkan di Sekolah Dasar.

Kata kunci: metode solfegio (Sight Reading dan Ear training), ketrampilan musik

PENDAHULUAN

Keragaman materi dan teknik pengajaran ketrampilan berkesenian menuntut digunakannya berbagai metode belajar kesenian (musik) yang dapat dilaksanakan untuk keberhasilan pembelajaran. Hal ini berdampak pula pada corak pembelajaran ketrampilan bermain musik yang dilakukan oleh guru musik dan akan pula menentukan intensitas dan keajegan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran ketrampilan bermain musik (ansambel musik sekolah) ternyata memerlukan sebuah metode yang spesifik sehingga relevan dengan karakteristik mata pelajaran seni musik. Pada saat peneliti mulai mengajar di kelas V di SD Sekaran 01 Semarang, peneliti mendapatkan data bahwa dari jumlah 35 siswa kelas V, hasil belajar ketrampilan bermain musik (ansambel) menunjukkan hanya 10% siswa yang menguasai ketrampilan bermain musik, sedang sisanya 90% mengalami kesulitan.

Secara eksplisit tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran KTK di SD, melalui penerapan metode solfegio. Secara implisit penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektifitas penggunaan metode solfegio serta penggunaan teknik sight reading dan ear training dalam pembelajaran keterampilan bermain musik bagi siswa SD.
  1. Untuk mendeskripsikan efektifitas penggunaan metode solfegio untuk pembelajaran ketrampilan bermain musik bagi siswa kelas V SD 01 Sekaran Semarang.
  2. Untuk mendeskripsikan efektifitas penggunaan tehnik ear training dan sight reading untuk pembelajaran ketrampilan bermain musik bagi siswa SD 01 Sekaran Semarang.
  3. Untuk mendeskripsikan ada atau tidaknya peningkatan kualitas pembelajaran KTK siswa kelas V SD 01 Sekaran Semarang.
Musik adalah bahasa emosi yang bersifat universal. Melalui pendengaran musik dapat dimengerti dan dirasakan makna dan kesan yang terkandung didalamnya. Manusia normal sejak lahir sudah dibebani dengan kemampuan reaksi terhadap bunyi atau musik. Sehingga tanpa kegiatan mendengar, manusia-manusia tidak dapat memberikan reaksi terhadap rangsangan yang berbentuk bunyi (Jamalus, 1981 : 49). Selanjutnya dikemukakan pula bahwa dalam mempelajari teori musik, harus diberikan melalui bunyinya, sehingga siswa dapat mendengar dan menghayati apa yang disebut dengan tangga nada, interval, melodi dan kord.

Dalam dunia musik dikenal suatu metode yang disebut Solfegio yaitu istilah yang mengacu pada menyanyikan tangga nada, interval dan latihan-latihan meoldi dengan sillaby zolmization, yaitu menyanyikan nada musik dengan menggunakan suku kata (Stanley, 1980 : 454). Dalam perkembangan selanjutnya solfegio tidak hanya menyanyikan saja tetapi juga mendengar nada. Kemampuan membaca not disebut dengan istilah sight reading dan kemampuan mendengar not disebut dengan istilah ear training.

Sight Reading adalah membaca not tanpa persiapan (Last 1980 : 135). Selanjutnya dinyatakan bahwa sight reading adalah kesanggupan sekaligus untuk membaca dan memainkan notasi musik yang belum pernah dikenal sebelumnya. Hal ini sering disebut dengan istilah prima vista. Kennedy (1985 : 667) mendefinisikan sight reading sebagai berikut: “ The reading of music at first sight in order to performance it”. Selain berfungsi untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menambah pengetahuan tentang bahasa musik, sight reading juga berfungsi untuk menemukan hal-hal baru dalam musik dan memberikan kenikmatan dalam bermusik bagi pemain atau penyaji musik hingga pada tingkat ketrampilan (kemahiran ) yang tinggi.

Untuk dapat menguasai sight reading dibutuhkan banyak latihan yang teratur. Namun demikian bukan banyaknya latihan yang penting melainkan latihan-latihan (meskipun sedikit) yang dilakukan tiap hari secara teratur dan terus-menerus akan lebih dirasakan manfaatnya (Last 1980 : 136).

Florentinus (1997 : 60) membagi lebih lanjut kemampuan membaca not (sight reading) ke dalam tiga indikator kemampuan, yaitu: (1) kemampuan membaca ritme/irama, (2) kemampuan membaca melodi/rangkaian nada, dan (3) kemampuan membaca akord/keselarasan gabungan nada.

Ear training adalah latihan kemampuan pendengaran atau ketajaman pendengaran musik, baik ketepatan ritmik maupun ketepatan nadanya. Kemampuan ini merupakan gabungan dari dua faktor, yaitu faktor kebiasaan dan pembawaan (Benward 1989 : 9). Faktor kebiasaan ini dapat dikembangkan melalui latihan teratur disamping faktor lain yang tidak dapat dipisahkan darinya yaitu faktor pembawaan dan musikalitas.

METODE PENELITIAN

Model Penelitian

Dalam penelitian ini dipilih model Spiral ( Kemmis dan Taggart, 1988) dengan langkah-langkah meliputi: (1) perencanaan/persiapan; (2) siklus I; dan (3) siklus II.

Subyek dan Variabel Penelitian

Subyek penelitian ini adalah 35 siswa kelas V SD Sekaran 01

Gunungpati Semarang.

Variabel penelitian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) Variabel input meliputi kondisi awal siswa, persiapan guru dan mahasiswa, serta keberadaan sarana dan prasarana yang menunjang dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran musik, (2) Variabel proses meliputi kondisi proses pembelajaran musik dengan metode solfegio dengan evaluasi tiap siklus, (3) Variabel output meliputi kondisi siswa berkaitan dengan peningkatan ketrampilan bermain musik (ansambel) tiap siklus.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui: (1) Observasi partisipasif yang dilakukan peneliti bersama guru kelas/musik selama metode solfegio digunakan sebagai cara pembelajaran ketrampilan bermain musik di SD Sekaran 01; (2) Dokumentasi hasil belajar musik siswa setelah pembelajaran; (3) Angket balikan yang diisi langsung oleh siswa berkaitan dengan hambatan ketrampilan bermain musik setelah PBM selesai.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan: (1) Pengecekan kelengkapan data; (2) Pentabulasian data; dan (3) Analisis data. Analisis yang diperlukan adalah tehnik deskriptif dengan prosentase. Selanjutnya dari hasil analisis tersebut dideskripsikan dalam tindakan: (a) Afektifitas penggunaan metode solfegio untuk pembelajaran ketrampilan musik; (b) Hambatan dalam proses pembelajaran KTK di SD.

HASIL PEMBAHASAN

Kondisi Awal Pembelajaran

Mengenai kondisi awal pembelajaran ketrampilan bermain musik kelas V di SDN Sekaran 01 Semarang, menunjukan yaitu: (1) Pembelajaran seni kelas V di SDN Sekaran 01 Semarang diisi dengan ketrampilan bermain musik (ansambel musik), (2) Pengajarnya adalah guru kelas (3) Materi pelajaran yang diberikan mengacu pada standar kompetensi ketrampilan bermain musik untuk kelas V SD, (4) Faktor yang menyebabkan hambatan pembelajaran ketrampilan bermain musik adalah keterbatasan bahan lagu-lagu model, belum tersedianya media pembelajaran, model pembelajaran musik yang tepat, dan keterbatasan kemampuan terampil dan kreativitas siswa.

Pelaksanaan Tindakan Kelas

Siklus I

Pembelajaran materi ketrampilan bermain musik di kelas V dengan metode solfegio (sight reading) dengan menggunakan notasi angka dan notasi balok. Hasil monitoring selama tindakan berlangsung adalah dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar ketrampilan bermain musik. Berdasarkan survey awal hanya 10% siswa yang mampu menguasai ketrampilan bermain musik dengan baik dan benar. Setelah mendapat pembelajaran dengan metode sight reading terdapat banyak peningkatan siswa yang mampu menguasai ketrampilan bermain musik di atas rata-rata. Aktivitas individu siswa lebih baik danbersemangat, meskipun tingkat kemajuannya berbeda-beda/bervariasi. Dari hasil observasi penampilan bermain musik, hasilnya adalah 31% telah menguasai dengan sangat baik, 43% menguasai dengan tingkat baik, 26% menguasai pada tingkat sedang, dan 0% belum bisa menguasai atau pada tingkatan buruk.

Hambatannya adalah keterbatasan waktu dan ketrampilan siswa, hal ini disebabkan karena sejak kelas I hingga 4 belum banyak dikenalkan dan diajarkan teknik bermain instrumen musik sekolah (rekorder, pianika, glockenspiel, snare drum dan bass drum). Persoalannya adalah belum ada guru yang secara khusus mampu/memiliki kompetensi untuk membelajarkan kemampuan memainkan instrumen musik sekolah tersebut.

Siklus II

Pembelajaran ketrampilan bermain musik di kelas V dengan metode Solfegio (ear training) baik dengan notasi angka maupun balok. Hasil observasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) hasilnya adalah: (1) Penggunaan metode ear training dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran ketrampilan musik. Setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode ear training terdapat banyak peningkatan siswa mampu menguasai ketrampilan bermain musik di atas rata-rata. Siswa terampil memainkan lagu “Mother How Are You Today” tanpa kesulitan yang berarti meskipun sebagian masih kurang cermat dalam ketepatan membidik nada dan pernafasan yang tidak sama, (2) Dari hasil observasi penampilan bermain musik, hasilnya adalah 20% telah menguasai dengan sangat baik, 46% menguasai dengan tingkat baik, 34% menguasai pada tingkat sedang, dan 0% menguasai pada tingkat buruk, (3) Pembelajaran bermain musik dengan metode ear training dapat efektif meningkatkan ketrampilan bermain musik siswa kelas V SDN Sekaran 01 Semarang dalam memainkan lagu model, (4) Kendala penelitian ini adalah keterbatasan kemampuan ketrampilan dan kreativitas siswa, waktu, lagu model, dan pengalaman dalam penelitian tindakan kelas.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode solfegio dapat diterapkan pada setiap materi praktek berolah ketrampilan bermain musik yang diajarkan di SD. Metode ini juga dapat meningkatkan keefektifitasan, keaktifan, efisiensi dan keterlibatan belajar siswa sehingga dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran ketrampilan bermain musik (ansambel). Dapat pula disimpulkan bahwa metode solfegio berpotensi memberikan kesempatan berekspresi, berkreasi memberi keterampilan musik melalui kegiatan pengalaman musik sesuai dengan tuntunan kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi untuk perbaikan kualitas proses pembelajaran musik di SD khususnya kelas V. Dengan demikian, maka metode solfegio dapat berfungsi sebagai alat bantu / strategi mengajar guru dan sebagai sumber belajar siswa dalam ketrampilan bermain musik khususnya di kelas V SD.

DAFTAR PUSTAKA

Benward, Burt. 1989. Work Book in Ear Training. New York: Brown Company Publisher.

Florentinus, Totok, S., 1997. Pengembangan Instrument Pengukuran Kemampuan Solfegio. Thesis. Jakarta: IKIP Jakarta.

Jamalus, 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta Depdikbud.

Kennedy, M., 1980. The Concise Oxford Dictionary of Music. London: Oxford University Press.

Kennedy, M., 1980. The Concise Oxford Dictionary of Music. London: Oxford University Press.

Kodiyat, Latifah., 1983. Istilah –Istilah Musik. Jakarta: Depdikbud.

Last, Joan., 1980. Interpretation in Piano Study. New York: Oxford University Press.

Wisbey, A.Stanley., 1980. Music as The Source of Learning. Baltimore: Iniversity Park Press.

Anda sekarang sudah mengetahui Artikel dan Makalah mengenai Metode Solfegio. dan Ketrampilan Bermain Musik. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label